Proses Pembentukan Opini Publik melalui Media
Opini publik terbentuk dalam khalayak yang menjadi sasaran komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi massa. Khalayak terdiri dari individu-individu yang selalu berinteraksi atau saling mempengaruhi dengan individu-individu lainnya dalam suatu wadah yang disebut publik.
Cutlip & Center menyatakan pembentukan opini publik karena :
1. Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari alternatif pemecahan.
2. Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi untuk memilih alternatif.
3. Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran kelompok.
4. Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang memerlukan dukungan yang lebih luas.
Menurut pemahaman saya terkait proses pembentukan opini publik melalui media terjadi karena adanya peristiwa yang menjadi topik diskusi dan menjadi kerangka konflik yang menyangkut kepentingan orang banyak. Adanya diskusi sehingga terjadi perbedaan pendapat dalam diskusi. Sehingga diproses yang akhirnya menjadi kesepakatan. Dan pada akhirnya tercapainya kesepakatan yang diekpresikan secara terbuka kepada umum melalui media masa.
Dalam usaha membentuk opini publik, media massa melakukan tiga kegiatan :
1. Menggunakan simbol-simbol politik ( Language of Politic)
2. Melaksanakan strategi-strategi pengemasan pesan ( Framing Strategies)
3. Melakukan fungsi agenda media ( Agenda Setting Function)
Lalu, bagaimana media yang dijadikan sarana untuk memperkuat pernyataan yang dilontarkan seseorang (Hot issue public) untuk berubah menjadi pendapat umum yang berkembang, sebagaimana dalam menjalankan fungsi media Amplifikasi dalam opini publik namun issue tersebut tidak memiliki nilai normatif atau edukatif?
Menurut pendapat saya, Amplifikasi melalui pemberitaan berlangsung secara kontinyu dalam waktu tertentu. Media mampu menjangkau lebih banyak orang & wilayah geografis yang lebih luas. Dengan format dan isi yang selalu berhubungan dengan publik. Media juga sebagai juru bahasa yang menjelaskan & memberi makna terhadap suatu peristiwa. Sebagai contoh : Penyebaran berita yang tidak benar atau hoax di media sosial. Seseorang menyebarkan berita hoax lantaran tidak ingin ketinggalan tren, dianggap mengerti suatu isu, menjaga keterhubungan dengan kelompok perkawanan, dan tidak menverifikasi berita tersebut. Dan yakin bahwa orang yang pertama kali mempublikasi berita hoax tersebut adalah sosok yang kredibel. Sehingga hal itu dapat berkembang dimasyarakat.
Sumber : http://repository.uir.ac.id/786/2/bab2.pdf
Komentar
Posting Komentar